TSYiTpzpGfdlGUzlGfO5TUr8GA==

Slider

Leher Bocah Dirantai: Ketika Disiplin Bergeser Menjadi Kekerasan di Majalengka

 


Leher Bocah Dirantai: Ketika Disiplin Bergeser Menjadi Kekerasan di Majalengka

Majalengka, kota yang biasanya dikenal dengan pemandangannya yang tenang, mendadak gempar dengan beredarnya sebuah video yang mengusik nurani banyak orang. Video yang beredar luas di grup-grup WhatsApp ini memperlihatkan dua anak kecil, kakak-beradik, dengan leher yang dirantai dan digembok oleh orang tua mereka sendiri. Sontak, kejadian ini menjadi buah bibir masyarakat, menggugah tanya tentang batasan dalam mendisiplinkan anak.

Kisah Pilu di Balik Rantai di Leher

Peristiwa ini terjadi di Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka. Dua bocah ini dirantai pada Selasa, 12 November 2024, karena orang tua mereka merasa malu setelah menduga kedua anaknya melakukan pencurian ponsel milik tetangga. Tindakan yang seharusnya berniat "mendisiplinkan" ini berujung pada adegan memilukan yang sempat diabadikan dalam video berdurasi 33 detik. Dalam rekaman itu, terlihat beberapa warga yang membantu membuka rantai dan gembok yang membelit leher anak-anak tersebut.

Reaksi Warga dan Aparat

Kasus ini segera menarik perhatian aparat setempat. Polres Majalengka, melalui Kasubsi PIDM Sie Humas Ipda Riyana, mengungkapkan bahwa pihaknya segera mendatangi lokasi setelah mendapat informasi. Bersama aparat desa, polisi memberikan arahan kepada orang tua kedua bocah tersebut agar tidak mengulangi tindakan serupa di masa depan.

Namun, yang mengejutkan adalah keputusan aparat yang tidak mengambil tindakan hukum lebih lanjut. Menurut Ipda Riyana, orang tua anak-anak tersebut hanya diberikan imbauan dan arahan. Ia juga mengimbau agar masyarakat Majalengka lebih bijak dalam membina anak-anak tanpa menggunakan tindakan yang melanggar batas kewajaran. Kasus ini berakhir dengan damai, setidaknya secara formal, antara kedua belah pihak: keluarga anak-anak tersebut dan tetangga mereka yang menjadi korban kehilangan ponsel.

Membuka Mata Tentang Hukuman dan Disiplin Anak

Kasus ini menimbulkan banyak perdebatan tentang cara mendidik anak dan batas-batas dalam memberikan hukuman. Sejumlah psikolog anak menyatakan bahwa hukuman fisik dapat menimbulkan trauma mendalam bagi anak dan justru berdampak buruk pada perkembangan mental mereka. Jika orang tua merasa perlu mendisiplinkan anak, ada cara-cara lain yang lebih efektif dan tanpa perlu melibatkan kekerasan.

Ini menjadi pelajaran penting, tidak hanya bagi keluarga yang terlibat, tetapi juga bagi masyarakat luas tentang pentingnya mengedepankan pendekatan yang mendidik, bukan yang menghukum.

sumber : detikjabar.com

© Copyright - KotaMajalengka.com
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.